A.
Judul
Peningkatan
Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Sukajaya
Melalui Penggunaan Strategi IREX
B.
Penulis
Nama : Neni Suharni, S.Pd.SD.
Jabatan : Guru Kelas V SD Negeri 3 Sukajaya
No.
Hp : 082319215780
C.
Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: Peningkatan, Kemampuan Menulis Laporan
Pengamatan, Strategi IREX
Penelitian ini
bermula dari adanya kesenjangan, yakni sebagian besar siswa di kelas V SD
Negeri 3 Sukajaya kurang mampu menulis laporan hasil pengamatan sesuai dengan
tuntutan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes bahwa mereka
memperoleh nilai kurang mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan. Diduga kuat salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan
strategi pembelajaran yang kurang tepat. Untuk mengatasinya digunakan strategi
IREX. Pakok masalah dalam penelitian ini, ada dua, yang dirumuskan melalui dua
pertanyaan berikut: (1) bagaimana langkah-langkah menggunakan strategi IREX
untuk meningkatkan kemampuan menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD
Negeri 3 Sukajaya, dan (2) apakah penggunaan strategi IREX dapat meningkatkan
kemampuan menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya?
Guna menjawab pertanyaan ini, maka dilakukanlah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas yang telah
ditempuh, didesain berdasarkan model spiral. Selama tiga siklus, menempu empat
tahapan berikut: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi/pengamatan, dan (4) refleksi. Setelah melakukan serangkaian kegiatan
yang telah direncanakan, terbukti kemampuan menulis laporan pengamatan pada
siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya, meningkat pada setiap siklusnya. Hal ini
menunjukkan efektivitas penggunaan strategi IREX dalam mengatasi masalah.
D.
Pendahuluan
a. Latar
Belakang Masalah
Pada semester 2, dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas V sekolah dasar terdapat suatu tuntutan yang harus dipenuhi
oleh setiap siswa, termasuk siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya. Kemampuan yang
menjadi tuntutan tersebut, yaitu menulis laporan pengamatan/kunjungan
berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan
memperhatikan penggunaan ejaan. Dalam memenuhi tuntutan tersebut, telah
diupayakan melalui proses pembelajaran. Hasilnya menunjukkan, sebagian besar
siswa kurang dan tidak mampu memenuhi tuntutan indikator kemampuan berikut: (1)
menyusun laporan peristiwa, (2) menyampaikan laporan secara lisan, dan (3)
memperbaiki laporan.
Berdasarkan hasil refleksi awal, diketahui ada beberapa
faktor penyebab timbulnya persoalan di atas, yakni:
1.
masih
rendahnya keterampilan menulis pada setiap siswa;
2.
upaya
yang dilakukan guru, kurang tepat;
3.
waktu
yang tersedia untuk pengelolaanKBM, kurang memadai.
Untuk terampil menulis, selain perlu ada kesungguhan dari siswa,
juga perlu proses yang memungkinkan ke arah itu. Dalam rangka itu, kesungguhan
siswa pun sangat bergantung pada iklim pembelajaran. Sementara itu, iklim
pembelajaran yang sudah berlangsung, dirasakan kurang kondusif. Menjadi
lengkaplah pokok persoalan yang harus segera diupayakan jalan keluarnya ini,
tentunya oleh penulis.
Bertolak dari pokok persoalan itulah yang telah mendorong kepada penulis
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis laporan
pengamatan/kunjungan pada siswa binaan. Adapun alternatif yang diupayakan
sebagai solusinya, yaitu menerapkan strategi IREX. Strategi pembelajaran
menulis ini merupakan perpaduan dari kata Inspiration
(Ide), Research (Tata Cara), dan Experience (Pengalaman). Besar harapan
melalui upaya ini, kemampuan siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya dalam menulis
laporan pengamatan/kunjungan, meningkat.
b. Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian latar belakang masalah di atas,
pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah meningkatkan
kemampuan menulis laporan pengamatan/kunjungan pada siswa kelas V SD Negeri 3
Sukajaya dengan menggunakan strategi IREX?
2.
Apakah penggunaan strategi IREX dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya dalam menulis laporan
pengamatan/kunjungan?
c. Tujuan Penelitian
Tujuan mengadakan penelitian ini,
yaitu:
1. untuk meningkatkan kemampuan menulis
laporan pengamatan/kunjungan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya;
2. untuk mendapatkan strategi yang tepat
dalam pengelolaan KBM menulis laporang pengamatan/kunjungan;
3. untuk memperbaiki pengelolaan proses
pembelajaran di masa lalu;
4. untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman mengelola proses pembelajaran menulis laporan pengamatan/kunjungan
berdasarkan langkah-langkah strategi IREX.
d. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoretis:
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan acuan guna
memperkuat teori yang sudah ada, terkait dengan efektivitas strategi IREX dan
pembelajaran menulis laporan pengamatan/kunjungan. Selain itu, juga akan
bermanfaat guna menambah wawasan edukasi bagi penulis, rekan guru yang lain,
dan bahkan siswa sekali pun.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, melalui penelitian ini, baik penulis dan
siswa serta rekan guru yang lain akan memperoleh pengalaman sangat berharga
bisa berlaku memenuhi setiap tuntutan dalam pembelajaran menulis laporan
pengaman/kunjungan berdasarkan langkah-langkah strategi IREX.
f. Kajian Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis
Tindakan
a) Kajian Teori
1.
Menulis
Laporan
Laporan
adalah penyampaian informasi yang bersifat faktual tentang suatu masalah secara
perorangan atau kelompok, badan atau dinas tertentu, kepada pihak tertentu
(Hasnun 2006:83).
Menurut
Ibrahim (2008:1) laporan ialah suatu wahana penyampaian laporan, informasi,
pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Penulisan laporan
merupakan suatu kegiatan lapang yang didokumentasikan dalam tulisan sistematis
yang dilakukan seseorang melalui praktik, baik kegiatan laboratorium maupun
kegiatan perkantoran, sehingga dapat diperoleh gambaran realistis atas kegiatan
tersebut (Sumarsono 2008:2).
Sumarsono
(2008:3) menyatakan bahwa tujuan dari penulisan laporan adalah untuk publikasi,
artinya bagaimanapun hebatnya hasil penelitian, observasi amupun praktik
lapangan tidak akan lengkap tanpa menghasilkan publikasi. Kegiatan penelitian,
observasi, percobaan dan praktik lapangan harus dipublikasikan, sebab dengan
demikian penulis laporan baik yang senior maupun pemula dapat menilai atau
membuktikan kemurnian atau keasliannya data dan hasil penelitian, observasi
atau praktik lapangan.
Adapun
langkah-langkah dalam menulis laporan yakni: (1) menentukan topik laporan, hal
ini agar laporan lebih terarah; (2) menentukan tujuan laporan, isi laporan, dan
kepada siapa laporan itu ditujukan harus diketahui dengan pasti; (3) mencatat
setiap permasalahan secara sistematis sesuai hasil pengamatan; (4)
mengkarifikasi permasalahan yang sudah dicatat dan dikumpulkan; (5) menguasai
dan memahami hasil kegiatan yang dilaporkan; dan (6) laporan disusun secara
sistematis sesuai urutan kejadian atau kegiatan (Hasnun 2006:84-85).
Laporan adalah urutan yang menjelaskan kegiatan yang telah
dilakukan. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan perjalanan atau pengamatan.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan pada laporan hasil pengamatan, yaitu :
tempat yang dikunjungi, waktu dan tujuan kunjungan, dan hal-hal menarik yang
ditemui selama kunjungan.
Laporan pengamatan didasarkan pada hasil penglihatan,
pendengaran, atau hasil penginderaan kita. Laporan pengamatan hendaknya
mengemukakan hal-hal penting dan menarik.
1)
Menentukan
Isi Laporan
Hal penting dalam sebuah laporan tentunya adalah isi dari
laporan tersebut. Isi sebuah laporan dapat ditentukan setelah membaca sebuah
laporan secara lengkap. Berikut ini beberapa contoh laporan hasil pengamatan.
Contoh 1 :
Laporan Hasil Pengamatan
Tempat kegiatan : SD Mekar Makmur
Hari, tanggal : Sabtu, 26 Maret 2011
Waktu : 08.00-11.00
Pengamat : Rahmat
Hasil pengamatan :
Pada hari Sabtu, 26 Maret 2011, SD mekar makmur mengadakan lomba. Lomba diadakan mulai pukul 08.00 – 11.00. peserta lomba adalah siswa kelas satu sampai kelas enam. Semua kelas membersihkan kelas. Kemudian, mereka menata kelas dengan rapi.
Tempat kegiatan : SD Mekar Makmur
Hari, tanggal : Sabtu, 26 Maret 2011
Waktu : 08.00-11.00
Pengamat : Rahmat
Hasil pengamatan :
Pada hari Sabtu, 26 Maret 2011, SD mekar makmur mengadakan lomba. Lomba diadakan mulai pukul 08.00 – 11.00. peserta lomba adalah siswa kelas satu sampai kelas enam. Semua kelas membersihkan kelas. Kemudian, mereka menata kelas dengan rapi.
·
Isi
laporan di atas adalah lomba kebersihan kelas
·
Perbaikan
kalimat yang dicetak miring dalam laporan di atas adalah :Setiap kelas
membersihkan kelas
Contoh
2 :
Lomba
cerdas cermat dimulai pukul 08.30 di balai desa. Lomba berjalan dengan lancar. Para
peserta menunjukkan kebolehan mereka. Angka demi angka diperoleh para
peserta. Lomba berakhir pukul 12.00. Lomba dimenangkan oleh SD Mutiara Timur.
·
Isi
laporan tersebut adalah : Lomba cerdas cermat dimenangkan oleh peserta SD
Mutiara Timur
·
Perbaikan
kalimat yang dicetak miring adalah : Peserta menunjukkan kebolehan mereka
Contoh
3 :
Pada
hari Selasa 11 Maret 2011 rumah Pak Agus dimasuki orang tak dikenal. Saat kejadian, rumah pak Agus dalam keadaan kosong. Pak Agus
dan keluarganya sedang ke luar kota. Menurut informasi dari pak Agus, orang tak
dikenal tersebut membawa sejumlah perhiasan dan uang.
·
Isi
dari laporan di atas adalah : Terjadi pencurian di rumah Pak Agus, barang yang
hilang adalah perhiasan dan uang.
·
Penulisan
yang tepat pada kalimat yang dicetak miring adalah : Pada hari Selasa, 11 Maret
2011 rumah Pak Agus dimasuki orang tak dikenal
2)
Pembenahan
Ejaan
Ejaan dalam laporan harus menggunakan ejaan yang benar.
Untuk dapat menentukan ejaan yang benar harus diperhatikan setiap bagian
tulisan. Ejaan yang dimaksud dalam laporan dapat berupa penggunaan huruf
kapital dan penggunaan tanda baca. Perhatikan beberapa contoh penggunaan ejaan
dalam laporan berikut ini :
Contoh 1 :
Sungai
Kuning terletak di pinggir desa kuning. Air Sungai Kuning masih jernih dan bersih. Aliran air Sungai
Kuning pun lancar dan tidak terhalang sampah. Pantas saja penduduk desa masih
menggunkan air Sungai Kuning untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kalimat yang dicetak miring menggunakan ejaan yang kurang tepat. Pembenahan kalimat yang dicetak miring adalah: Sungai Kuning terletak di pinggir Desa Kuning.
Kalimat yang dicetak miring menggunakan ejaan yang kurang tepat. Pembenahan kalimat yang dicetak miring adalah: Sungai Kuning terletak di pinggir Desa Kuning.
Contoh
2 :
Kegiatan
kunjungan kemuseum diadakan hari Sabtu 19 Nopember 2011. Kunjungan dilakukan oleh semua siswa-siswi kelas V SD. Para
siswa berangkat dari sekolah pukul 08.00 dengan mengendarai bus. Para siswa tiba
di museum pada pukul 08.40.
Perbaikan kalimat yang dicetak miring tersebut adalah :
Kegiatan kunjungan ke museum diadakan pada hari Sabtu, 19 Nopember
2011.
2. Strategi IREX
Strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman) memiliki arti tersendiri, dan ini
menunjukkan karakternya.Mengenai strategi belajar ini, Alwasilah dan Suzanna
(2007: 150) mengemukakan sebagai berikut.
Strategi IREX (Inspiration = Ide, Research =
Tatacara, and Experience =
Pengalaman) merupakan suatu strategi pembelajaran dengan cara memadukan ide
dengan tata cara dan pengalaman menulis. Siasat ini akan mengenai sasaran
apabila pengajar mampu menuntun pembelajar dengan baik pada tuntutan menulis
yang diinginkan.
Lebih
lanjut Alwasilah dan Suzanna (2007: 150) mengemukakan sebagai berikut.
Ketiga
komponen tersebut saling terkait erat dalam proses kreatif. Tanpa adanya ide
yang jelas, mana mungkin bisa memulai menulis. Demikian pun tanpa memahami tata
cara dan tidak memiliki pengalaman menulis, akan susah mewujudkan tulisan yang
diinginkan.
Sehubungan dengan fungsi komponen masing-masing dalam menulis,
dijelaskan Alwasilah dan Suzanna (2007: 150) sebagai berikut.
Inspirasi
atau ide, tidak datang dengan sendirinya pada diri seseorang. Hal ini dapat
diperoleh melalui berbagai cara, termasuk melalui diskusi dengan teman. Fungsi
komponen ini yaitu sebagai existing
theories yang merupakan temuan atau hasil penelitian terdahulu. Sementara
tata cara (riset) berfungsi untuk memperkuat argumen suatu tulisan benar
berdasarkan ketentuannya. Kedua komponen ini akan lebih baik dalam menghasilkan
sebuah tulisan apabila disertai pengalaman yang berfungsi mengukuhkan ide yang
ingin disampaikan.
Bertolak dari sudut pandang ahli di
atas, dapat diperoleh gambaran bahwa Strategi pembelajaran menulis dengan cara
memadukan komponen-komponen penting, seperti ide tau gagasan, metode penulisan,
dan sumber pengalaman merupakan strategi belajar menulis yang memungkinkan
pembelajar mendapatkan suatu kemudahan dalam mewujudkan tulisan tertentu.
Sepintas lalu dari pendapat para ahli
di atas, diperoleh suatu gambaran untuk lebih menguatkan strategi ini akan
membawa dampak positif, baik pada proses maupun hasil belajar siswa dalam
pembelajaran menulis laporan pengamatan/kunjungan. Seperti telah dikemukakan
bahwa untuk memulai menulis sangat diperlukan adanya ide. Ide adalah gagasan
pokok atau suatu konsep yang akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang
diinginkan. Berbekal ide saja dalam menulis, tidak cukup. Penulis pun harus memahami
benar tentang tata cara penulisan yang diinginkan, baik jenis atau bentuk
tulisannya maupun komponen-komponen penting dalam tulisan, seperti penggunaan
ejaan yang benar, pemilihan kata yang tepat, penyusunan kalimat efektif, dan
penyusunan paragraf yang kohesif dan koheren. Kedua bekal tersebut akan lebih
lengkap jika disertai dengan pengalaman menulis yang serupa. Hal ini patut
dimiliki oleh peserta didik yang menginginkan sebuah tulisan teks laporan yang
diharapkan.
Setiap strategi
pembelajaran selain memiliki keunggulan juga tidak lepas dari kelemahannya.
Demikian pun dengan strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman). Mengenai keunggulan strategi ini dikemukakan
Alwasilah dan Suzanna (2007: 150), antara lain:
1.
membekali siswa dengan teknik menulis yang
benar, yang dimulai dari adanya inspirasi atau ide, menggunakan tata cara yang
tepat dengan bentuk atau jenis tulisan, dan mendayagunakan pengalaman;
2.
siswa dapat belajar menulis lebih bermakna
dalam mempelajari suatu tulisan yang diinginkan;
3.
memudahkan siswa dalam mencapai tujuan
menulis yang dipelajari;
4.
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa
dalam mengolah pikiran;
5.
mempermudah guru dalam membimbing dan
mengarahkan siswa pada saat mempelajari sebuah tulisan yang diinginkan.
Meski terdapat sisi keunggulannya,
tetap saja perlu pemikiran guru dan siswa, agar masing-masing dapat berlaku
sebagaimana yang diharapkan. Hal ini seperti ditegaskan Iskandarwassid dan
Sunendar (2008: 9) bahwa, Sebaik apa pun suatu strategi yang
dipilih tetapi apabila dalam penggunaannya kurang memenuhi aturan dan apalagi
menyimpang dari aturan, tetap saja keunggulannya tidak akan berasa oleh guru
dan siswa.
Hal ini
bertolak dari pemikiran tentang pentingnya suatu strategi dipahami oleh guru,
baik pada dimensi fungsi strategi saat perancangan maupun dimensi fungsi
strategi dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti dikutip berikut “Strategi
pembelajaran memiliki dua dimensi sekaligus, yakni strategi pembelajaran pada
dimensi perancangan dan strategi pembelajaran pada dimensi pelaksanaan”
(Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 9).
Terlepas dari kepentingan itu,
strategi ini pun memiliki kelemahan yang harus dipahami dan diupayakan cara
yang tepat untuk mengatasinya oleh guru.
Secara ringkas, Alwasilah dan
Suzanna (2007: 150) mengemukakan kelemahan dari strategi ini, yaitu:
1.
seluruh siswa belum tentu memiliki ide,
mengetahui tata cara menulis yang benar, dan kaya dengan pengalaman menulis;
2.
memadukan ide dengan tata cara menulis dan pengalaman yang menarik bukan hal
yang mudah, terutama bagi siswa yang tidak terbiasa menulis;
3.
memerlukan waktu yang cukup lama;
4.
dalam proses pendampingan siswa, harus
dilakukan secara adil dan terarah, tidak boleh mengabaikan arti penting
masing-masing, karena baik ide maupun tata cara dan pengalaman ketiga merupakan
satu kesatuan yang akan membentuk tulisan tertentu;
5.
guru terkadang kurang memiliki kemampuan
dalam memenuhi ketiga komponen sekaligus, sehingga yang diajarkan kepada siswa
lebih bersifat teori, sedangkan implementasi kurang diberikan.
Untuk mengatasi beberapa kelemahan di
atas, guru dan siswa harus berusaha memenuhinya. Artinya, setiap kelemahan
tersebut dipenuhi oleh masing-masing, agar tidak terjadi kekurangan yang akan
berdampak pada proses kreativitas menulis menjadi terhambat.
b. Kerangka
Berpikir
Keberhasilan
peningkatan kompetensi siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya dalam menulis laporan
pengamatan/kunjungan berdasarkan IREX
(Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman), sangat
bergantung pada strategi persiapan dan strategi pelaksanaan yang dilakukan
guru.
Hal ini didasarkan
pada pandangan Mujiono (dalam Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 9) yang
mengemukakan dua fungsi strategi dalam pembelajaran, seperti dikutip berikut
“Strategi pembelajaran memiliki dua dimensi sekaligus, yakni strategi
pembelajaran pada dimensi perancangan dan strategi pembelajaran pada dimensi
pelaksanaan”.Strategi pembelajaran pada dimensi perancangan, implementasinya
dapat berupa rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat komponen penting guna
mendukung kelancaran pelaksanaan pembelajaran. Komponen dimaksud, seperti
dikemukakan Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 1), meliputi “(1) Standar
kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6) pengorganisasian kegiatan belajar
mengajar, (7) alat dan sumber pembelajaran, dan (8) penilaian
pembelajaran”. Kedelapan komponen
tersebut saling terkait erat dalam membentuk karakter pembelajaran yang
diinginkan. Demikian pun dalam pembelajaran menulis laporan
pengamatan/kunjunganberdasarkan langkah-langkah IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, andExperience = Pengalaman).
Tidak kalah pentingnya
dari strategi perancangan pembelajaran adalah strategi pelaksanaan
pembelajaran, sebagaimana telah disebutkan di atas. Strategi pelaksanaan
pembelajaran dimaksud implementasinya berupa pelaksanaan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan ini terlibat
aktivitas guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Aktivitas guru
selain membimbing juga mengarahkan siswa agar dapat belajar secara bermakna.
Meski demikian, siswa tidak boleh berketergantungan terus kepada guru. Siswa
harus memiliki inisiatif mengembangkan kompetensinya dengan cara menempuh
langkah-langkah strategi pembelajaran yang digunakan. Apabila guru dan siswa
sudah berinteraksi sesuai dengan porsi
masing-masing dalam pembelajaran, ini sudah mendekati pada tujuan yang
diinginkan. Demikian pun dalam pelaksanaan pembelajaran menulis laporan
pengamatan/kunjunganberdasarkan langkah-langkah IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman), akan
berhasil mencapai tujuan jika guru dan siswa saling berusaha mendekatkan diri
pada tercapainya tujuan. Untuk itu, jadikan perencanaan pelaksanaan
pembelajaran sebagai pedoman yang akan memandu guru dan siswa dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan.
Bertolak dari
kerangka berpikir di atas, diperoleh suatu konsekuensi yang ditujukan kepada
guru dan siswa agar dalam pelaksanaan pembelajaran menulis laporan
pengamatan/kunjungandapat berlaku sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing, sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran secara tertulis. Pola pemikiran seperti ini pun dikemukakan pula
oleh Dunkin dan Bidlle (dalam Suherli, 2001: 69), dengan menggunakan istilah
lain seperti tampak pada ilustrasi berikut.
|
|
|
Gambar 1
Kerangka Pikir
Pada ilustrasi di atas, terdapat
persiapan yang dilakukan guru dengan melihat kondisi awal siswa. Apabila hal
tersebut diterapkan dalam konteks penelitian ini, sudah jelas kondisi awal
siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya kurang mampu memenuhi tuntutan pembelajaran
menulis laporan pengamatan/kunjungan. Untuk mengatasi hal itu, direncanakan
langkah-langkah untuk mengembangkannya melalui strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman). Dengan demikian, aktivitas guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan/kunjunganharuslah
berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing sebagaimana yang telah
dirancang. Jika hal ini dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh masing-masing,
niscaya peningkatan yang diharapkan akan mudah dicapai.
c.
Hipotesis Tindakan
Bertolak dari pokok
masalah yang telah dirumuskan dan kerangka berpikir di
atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut “Penggunaan strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya
dalam menulis laporan pengamatan/kunjungan”.
E.
Metodologi Penelitian
a. Metode Penelitian
Dalam proses pemecahan masalah penelitian tindakan kelas
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penggunaan metode tersebut
merujuk pada pendapat Rochiati (dalam Kunandar, 2009: 46), seperti dikutip
berikut.
Penelitian tindakan kelas
termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja
bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk
kata-kata. Peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan data, dan
proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan pada pemahaman
bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan.
b. Desain Penelitian
Guna
memperlancar proses pemecahan masalah, selain perlu ditunjang dengan penggunaan
metode yang tepat juga diperlukan desain yang tepat pula. Untuk itu digunakan
desain penelitian tindakan kelas. Berdasarkan desain tersebut, ada empat
tahapan yang harus ditempuh dalam setiap siklus penelitian tindakan kelas,
yakni: (1) menyusun rencana tindakan, (2) melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana, (3) mengamati pelaksanaan tindakan, dan (4) merefleksi proses dan
hasil tindakan. Siklus penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan,
direncanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus penelitian tindakan kelas yang
direncanakan itu digambarkan Kunandar (2009: 17) sebagai berikut.
c. Prosedur
Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini
menempuh empat tahapan penelitian tindakan kelas, yakni merencanakan tindakan
pembelajaran, melaksanakan tindakan pembelajaran, mengobservasi tindakan
pembelajaran, dan merefleksi hasil pelaksanaan tindakan. Keempat tahapan
tersebut ditempuh dalam setiap siklus. Siklus penelitian tindakan kelas yang
direncanakan selama tiga siklus. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang
lebih baik sehubungan dengan kemampuan siswa dalam menulis laporan
pengamatan/kunjungan.
d.
Sumber Data
Sumber data dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis yang berjumlah 23 orang; (2) guru kelas V; dan (3)
teman sejawat.
e.
Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini, yaitu di kelas V SD Negeri 3 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
Adapun waktu pelaksanaannya, direncanakan mengikuti jadwal pembelajaran mata
pelajaran bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan sekolah.
f. Teknik dan Instrumen Penelitian
Teknik dan instrumen penelitian
ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Teknik Observasi
Menurut Arikunto (1998:
114) “Teknik observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh indera”. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan
data, baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, proses penilaian dan
hasilnya dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan/kunjungan berdasarkan
langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman) di kelas V SD Negeri 3 Sukajaya. Instrumen yang
digunakan dalam teknik ini adalah lembar observasi siswa dan guru untuk setiap
siklus PTK.
2. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk
memperoleh data kemampuan siswa dalam setiap siklus PTK pembelajaran menulis laporan
pengamatan/kunjungan berdasarkan langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, andExperience = Pengalaman). Teknik tes
yang digunakan adalah tes tulis dalam bentuk tes kemampuan menulis laporan pengamatan/kunjungan.
Instrumen yang digunakan dalam teknik ini adalah lembar tes dan lembar
jawaban.
g. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan melalui teknik dan instrumen pengumpulan data
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran menulis laporan
pengamatan/kunjungan berdasarkan langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman). Lebih jelasnya mengenai
data yang akan dianalisis tersebut, sebagai berikut.
1. Data langkah-langkah peningkatan kemampuan
menulis laporan pengamatan/kunjungan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya
berdasarkan langkah-langkah strategi IREX
(Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman) baik yang
diperoleh melalui observasi dan tes dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan kriteria pelaksanaan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah
strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman). Kemudian hasilnya dibuat dalam bentuk presentase. Adapun kategori
untuk itu, seperti pada klasifikasi berikut.
1) Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
menulis laporan pengamatan/kunjungan berdasarkan langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman), hasil analisisnya dikategorikan dalam klasifikasi
tinggi, sedang, dan rendah.
2) Aktivitas guru selamakegiatan pembelajaran menulis
laporan pengamatan/kunjungan berdasarkan langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman), hasil analisisnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan
rendah.
3) Efektivitas kegiatan pembelajaran menulis
laporan pengamatan/kunjungan berdasarkan langkah-langkah strategi langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman) dianalisis secara deskriptif, dan hasilnya
dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
Peningkatan kompetensi siswa dalam menulis laporan pengamatan/kunjungan setelah
menempuh langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman), dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan kriteria menulis laporan pengamatan/kunjungan. Kemudian hasilnya
ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang telah direncanakan. Adapun
klasifikasi kemampuan tersebut, meliputi mampu, cukup mampu, kurang mampu, dan
tidak mampu.
F.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Hasil
Penelitian
a)
Kondisi Awal Kemampuan Menulis Siswa
Sebelum tindakan kelas dilaksanakan
langkah yang ditempuh peneliti adalah mengetahui kondisi awal kemampuan siswa
dalam menulis laporan pengamatan/kunjungan. Data ini diperoleh dari hasil evaluasi, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Hasil Evaluasi Pra Siklus 1
No.
|
Skala Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Persentase Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan
|
1
|
0 - 50
|
3
|
17,6%
|
2
|
51 - 60
|
6
|
35,3%
|
3
|
61 - 70
|
6
|
35,3%
|
4
|
71 - 80
|
2
|
11,8%
|
5
|
81 - 100
|
0
|
0%
|
Total
|
17
|
100
|
b.
Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini meliputi beberapa siklus yang berdaur ulang dan berkelanjutan dari siklus
pertama ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan
tindakan (planning), implementasi
tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Setiap siklus dilakukan dengan
memberikan tindakan pelatihan dan diakhiri dengan praktik menulis.
a) Siklus I
1. Rencana
Tindakan
Pada tahap ini peneliti menyusun
perencanaan pembelajaran atau skenario pembelajaran menulis laporan hasil
pengamatan laporan yang disajikan dengan menggunakan strategi IREX (terlampir).
Rencana pembelajaran siklus I itu dititikberatkan pada pemahaman siswa terhadap
teknik menulis laporan pengamatan/kunjungan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Telah
disebutkan di atas bahwa pelaksanaan tindakan peningkatan kompetensi siswa
dalam menulis laporan pengamatan/kunjungan melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman) pada
siklus 1, berlangsung sesuai dengan rencana. Untuk mengetahui jalannya kegiatan
inti tersebut, penulis dan guru teman sejawat dari guru pelaksana tindakan
telah melakukan pengamatan secara langsung.
3. Observasi (Hasil Tindakan)
Teman sejawat mencatat pada lembar pengamatan siapa saja yang berhasil
dan siapa saja yang belum berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik. Dikatakan
berhasil apabila siswa telah mendapat nilai minimal 75, kurang dari 75 masih
dikategorikan hasilnya belum memadai (belum baik). Berdasarkan hasil tugas yang
dikerjakan siswa tersebut dapat diketahui bahwa setiap tugas yang dikerjakan
hasilnya ada peningkatan yang signifikan dengan kemampuan menulisnya.
Tabel 4.2 Penguasaan Struktur Bahasa
dalam Menulis Laporan Pengamatan Siklus I
No
|
Rentangan Nilai
|
Jumlah
Siswa
|
Persentasi
(%)
|
1
2
3
4
5
|
0 – 40
41 – 59
60 – 69
70 – 80
81 - 100
|
0
1
6
6
4
|
0
5,9
35,3
35,3
23,5
|
17
|
100
|
Pada siklus I ini seperti terlihat di tabel 2
tentang penguasaan struktur bahasa, siswa yang mendapat (1) nilai 0-40 adalah
0%, (2) nilai 41-50 adalah 5,9%, (3) nilai 51-60 adalah 35,3%, (4) nilai antara 61-79 adalah 35,3 %, dan (5) 80-100 adalah 23,5%.
4.
Refleksi dan Analisis
Melihat hasil yang belum maksimal tersebut maka pada
siklus II perlu dilakukan latihan ulang pelatihan persepsi dan diberi tugas
agar berlatih sendiri (tugas terstruktur) di rumah. Hal tersebut akan menjadikan pembelajar
lebih efisien apabila siswa melakukan latihan secara terus-menerus. Selain
mengulang persepsi penguasaan struktur bahasa (pembentukan kata, frase, dan
ungkapan baru), siswa perlu diberi latihan model pelatihan yang lain, yaitu
dalam meningkatkan kinerjanya siswa perlu membaca berbagai sumber belajar lagi
yang ada kaitan atau relevansinya dengan tema yang diangkat di dalam
mengembangkan tulisannya tersebut.
b) Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus
I, yang merekomendasikan bahwa hasil penguasaan struktur bahasa dalam kemampuan
menulis laporan pada siswa belum memadai, maka pada siklus II ini perlu disusun
rencana tindakan selanjutnya. Pada kegiatan perencanaan ini guru menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi pembelajaran tentang menulis
laporan hasil pengamatan termasuk instrumen dan lembar observasi yang akan
digunakan untuk pertemuan berikutnya. Peneliti menyiapkan lembar pelatihan persepsi
dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan
tindakan siklus 2, berlangsung selama 70 menit. Selama itu, guru dan siswa
terlibat secara aktif dalam tiga kegiatan yang telah direncanakan, yakni
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
3. Observasi (Hasil Tindakan)
Langkah berikutnya adalah mengulangi pelatihan dan
penjelasan mengenai materi berikutnya, yaitu penyusunan kalimat efektif, agar
siswa dapat meningkatkan menulis laporan hasil pengamatan. Pengulangan
pelatihan ini sampai tiga kali pertemuan dan setiap tahap selalu ada tugas
menulis yang harus dikerjakan siswa. Setelah selesai mengerjakan tugasnya,
siswa disuruh melaporkan kepada guru. Kemudian untuk mengecek hasilnya, siswa
disuruh mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Pada pertemuan terakhir, siswa diberi
tes menulis laporan hasil pengamatan yang menekankan pengembangan paragraf
termasuk juga diksi dan penguasaan struktur bahasa. Untuk mengetahui hasil pengembangan
paragraf siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.3.
Hasil Pengembangan Paragraf dalam Menulis
laporan Hasil Pengamatan
No.
|
Rentangan Nilai
|
Jumlah siswa
|
Persentasi
(%)
|
1
2
3
4
5
|
0 – 40
41 – 59
60 – 69
70 – 80
81 – 100
|
0
1
5
8
3
|
0
5,9
29,4
47,1
17,6
|
17
|
100
|
Pada kegiatan pelaporan hasil, kelas
memang tampak ramai tetapi dalam suasana yang menyenangkan. Suasana kelas menggambarkan kemauan
keras siswa. Mereka kelihatan berusaha untuk memperbaikinya. Hal itu
terindikasi dari hasil pelataihan berikutnya yang semakin baik.
Situasi kelas juga menjadi sorotan
dalam penelitian ini. Pada kegiatan ini kelas berubah menjadi gaduh karena para
siswa sibuk mengoreksi karangan masing-masing. Namun kelas sangat hidup dengan
keaktifan siswa. Di samping itu, siswa tampak senang dengan kegiatannya
masing-masing.
4.
Refleksi dan Analisis
Merefleksi proses dan
hasil tindakan siklus 2, merupakan bagian penting dari siklus ini. Tujuannya,
yaitu untuk mengetahui keberhasilan PTK siklus 2 dalam pembelajaran menulis
teks laporan melalui penggunaan strategi IREX
(Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman), telah dilakukan refleksi terhadap
kinerja guru dan siswa pada PTK siklus 2, yang dilakukan secara kolaborasi
antara guru pelaksana tindakan dan pengamat (penulis dan teman sejawat dari
guru pelaksana tindakan). Adapun hasilnya,
sebagai berikut.
1)
Kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran menulis teks laporan melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman), diketahui
lebih baik dari siklus sebelumnya. Peningkatan kinerja guru tersebut
ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi serta menindaklanjuti hasilnya.
Berdasarkan hasil penilaian kedua orang pengamat, diperoleh rata-rata nilai
cukup mampu untuk masing-masing tahap dalam proses pembelajaran tersebut.
2)
Kinerja siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran menulis teks laporan melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman), diketahui
lebih baik dari siklus sebelumnya. Hal ini diketahui dari partisipasi, minat,
perhatian, dan motivasi masing-masing siswa yang sebelumnya (pada siklus 1)
banyak yang kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian, dan kurang
bermotivasi setelah melalui penggunaan strategi menjadi meningkat pada kategori
ketiga dan keempat. Dari 22 orang siswa, diketahui ada 20 orang (90%) yang
sebelumnya kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian, dan kurang
bermotivasi meningkat menjadi cukup partisipasi, cukup berminat, cukup
perhatian, dan cukup bermotivasi. Sementara itu, 2 orang siswa (10%) lainnya
yang sebelumnya diketahui cukup partisipasi, cukup berminat, cukup perhatian,
dan cukup bermotivasi menjadi mampu berpartisipasi, minatnya lebih tinggi,
mampu memperhatikan, dan lebih bermotivasi. Peningkatan tersebut didasarkan
hasil penilaian pengamat, seperti tertuang pada tabel 4.4.
3)
Dari 22 orang siswa diketahui ada 19 orang
(86%) yang dinyatakan cukup mampu memenuhi tuntutan pembelajaran menulis teks
laporan, yakni mendata pokok-pokok laporan dan mengembangkannya menjadi teks
laporan yang singkat, padat, dan jelas.
Sementara 3 orang siswa lainnya (14%) dinyatakan masih kurang mampu
memenuhi setiap tuntutan tersebut, sehingga diperoleh
skor rata-rata 72 dengan kategori cukup mampu.
4)
Cukup tercapainya target kinerja yang
diharapkan, baik oleh guru maupun siswa lebih disebabkan karena masing-masing
sudah terbiasa dengan langkah-langkah belajar menggunakan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman). Untuk
meningkatkan ke tarap yang lebih baik pada siklus 3, akan diupayakan hal-hal
berikut.
(1)
Persiapan guru harus dimatangkan lagi dalam
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasilnya yang
berorientasi pada pengelolaan proses pembelajaran berdasarkan tuntutan melalui
penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman).
(2)
Guru harus mampu mempertahankan dan
meningkatkan hal-hal yang sudah cukup baik dalam mengelola proses pembelajaran
menulis teks laporan melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and Experience=Pengalaman).
(3)
Guru harus mampu meningkatkan partisipasi,
minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
menulis teks laporan melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and Experience=Pengalaman). Hal-hal yang dianjurkan untuk itu, di
antaranya mengaktifkan siswa melalui tanya jawab, pemberian tugas secara
kelompok, pemberian penghargaan dan sanksi kepada siswa yang layak untuk
mendapatkannya.
(4) Kinerja siswa meski meningkat, tetapi
belum mencapai harapan, baik dilihat dari partisipasi, perhatian, minat, dan
motivasi. Hal ini lebih disebabkan oleh karena siswa belum terbiasa dengan
langkah-langkah belajar menggunakan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and Experience=Pengalaman). Oleh karena itu, kepada siswa
disarankan agar pada PTK siklus 2 mulai membiasakan diri dengan langkah-langkah
belajar bermakna. Adapun caranya untuk itu, yakni sebagai berikut.
(1)
Miliki persiapan fisik dan mental, agar dapat
berkonsentrasi pada langkah-langkah belajar yang akan dijelaskan guru.
(2)
Bertanyalah kepada guru apabila ada di antara
langkah-langkah belajar yang kurang dan atau belum dipahami dengan baik. Tidak
usah ragu, dan apalagi merasa malu untuk itu.
(3)
Belajarlah secara sungguh-sungguh, yang
ditunjukkan dengan cara berpartisipasi secara aktif, pusatkan perhatian pada
apa yang sedang dipelajari, minat dan motivasi belajar terus tingkatkan dengan
cara fokus pada tujuan yang ingin dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran
menulis teks laporan melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and Experience=Pengalaman). Selain itu, berusahalah untuk mencapai
penghargaan yang akan diberikan guru, dan takutlah dengan sanksi yang akan
diberikannya apabila kurang baik dalam proses dan hasil belajar.
(4)
Saling belajarlah dengan baik, karena
masing-masing memiliki kelebihan yang sangat diperlukan oleh yang lain. Berjiwa
lapanglah dalam memberi dan menerima masukan yang ditujukan untuk kebaikan.
c) Siklus III
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus
II, yang merekondasikan bahwa hasil penguasaan struktur bahasa dalam kaitannya
dengan kemampuan menulis siswa belum memadai, maka pada siklus III ini perlu
disusun rencana tindakan selanjutnya.
Perencanaan
tindakan siklus 3, dibuat berdasarkan ketentuan hasil refleksi PTK siklus 2.
Dalam rangka itu, guru pelaksana tindakan dan penulis serta guru teman sejawat
dari guru pelaksana tindakan berkolaborasi mempersiapkan segala sesuatunya. Hal
ini ditujukan agar PTK siklus 3 selain dapat berlangsung lebih baik, juga
hasilnya melebihi hasil PTK siklus 1 dan siklus 2. Adapun beberapa hal yang
diperoleh dari tahap-tahap tersebut, antara lain:
1)
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
tertulis yang akan dijadikan pedoman oleh guru pelaksana tindakan dalam
mengelola pembelajaran menulis teks laporan pada siklus 3;
2)
instrumen untuk evaluasi pembelajaran menulis
teks laporan pada siklus 3;
3)
instrumen untuk pengamatan aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran menulis teks laporan pada siklus 3;
4)
instrumen untuk wawancara dengan guru dan
siswa sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran menulis teks laporan pada
siklus 3; instrumen untuk kegiatan refleksi terhadap proses dan hasil tindakan
siklus 3.
2. Pelaksanaan
tindakan
Waktu yang diperlukan
untukpelaksanaan tindakan siklus 3, yaitu 70 menit. Dalam waktu tersebut, guru
dan siswa terlibat secara aktif, baik pada kegiatan awal, kegiatan inti, maupun pasca tindakan.
3.
Observasi (Hasil Tindakan)
Langkah berikutnya adalah mengulangi pelatihan dan
penjelasan mengenai materi berikutnya, yaitu teknik penulisan, agar siswa dapat
meningkatkan menulis laporan hasil pengamatan. Pengulangan pelatihan ini
sampai tiga kali pertemuan dan setiap tahap selalu ada tugas menulis yang harus
dikerjakan siswa. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, siswa disuruh
melaporkan kepada guru. Kemudian untuk mengecek hasilnya, siswa disuruh
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Untuk mengetahui perkembangan
penguasaan struktur bahasa (gramatika) siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.4
Hasil Penguasaan Teknik Penulisan dalam Menulis Laporan
Hasil Pengamatan
No.
|
Rentangan Nilai
|
Jumlah siswa
|
Persentasi
(%)
|
1
2
3
4
5
|
0 – 40
41 – 59
60 – 69
70 – 80
81 – 100
|
0
0
4
7
6
|
0
0
23,5
41,2
35,3
|
17
|
100
|
Situasi kelas juga menjadi sorotan
dalam penelitian ini. Kelas yang biasanya tenang, pasif, berubah menjadi kelas
yang aktif-dinamis.
4.
Refleksi dan Analisis
Pelatihan dalam siklus III ini
ternyata siswa belum semua secara maksimal dapat meningkatkan kemampuan
menulisnya, tetapi sudah lebih baik dan meningkat dari hasil sebelumnya. Hal
ini tampak pada perolehan hasil menulisnya kaitannya dengan teknik penulisan
dan penguasaan struktur bahasa sudah baik (13 orang dari 17 siswa atau sekitar 76,5%).
Melihat hasil yang maksimal tersebut
maka pada siklus III berarti indikator atau tujuan pembelajaran tersebut sudah
tercapai.
b. Pembahasan
Kemampuan menulis laporan pengamatan merupakan
sebuah kompetensi dasar dalam yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas V, bukan saja perlu diajarkan, tetapi juga perlu
strategi pengelolaan yang tepat.
Realisasi
pembelajaran menulis laporan pengamatan dengan menggunakan strategi IREX
terikat dua hal, yaitu (1) keseluruhan proses pembelajaran berorientasi pada
kebermaknaan dan (2) pembelajaran berorientasi kepada pembelajar.
Hasil tes menulis laporan pengamatan dengan menekankan
penguasaan struktur bahasa tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai antara 0-40 tidak ada seorang pun, sedangkan yang mendapat nilai antara
41-59 ada 1 orang, nilai antara 60-69 ada 3 orang, nilai antara 70-80 ada 9 orang, dan nilai antara 81-100 sebanyak 4 orang siswa. Nilai rata-rata siswa sebesar 65. Hasil yang dicapai siswa
tersebut belum memenuhi tujuan yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan bahwa
pemberian bimbingan belajar dalam pengembangan menulis dan bimbingan dari guru perlu diberikan agar
siswa memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan yang dimiliki terhadap hasil
menulisnya juga ikut membatu keberhasilan tulisannya.
Pembelajaran
berikutnya guru harus mampu mengaktifkan siswa agar kelas dapat lebih maju dan guru
harus membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis. Pelatihan dalam
siklus I ini ternyata siswa belum secara maksimal dapat meningkatkan kemampuan
menulisnya. Hal ini tampak pada perolehan hasil menulisnya kaitannya dengan
penguasaan struktur bahasa belum memadai atau masih sedang (9 orang atau 53,0%). Dengan demikian, dalam meningkatkan kemampuan menulis
pada siklus selanjutnya, penguasaan struktur bahasa masih perlu
ditekankan atau diperhatikan lagi, khususnya pada bagian pembentukan
kata, frasa, dan ungkapan baru yang masih minim.
Guru
menyampaikan indikator (tujuan pembelajaran). Indikator pembelajaran yang
diharapkan adalah para siswa mampu melaksanakan pelatihan dengan baik tentang
bagaimana menulis laporan hasil pengamatandalam karangan/menulis hingga dapat
mencapai target kemampuan menulis laporan pengamatan sebesar 75%. Adapun pola pembelajaran terpadu yang digunakan
dalam pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan ini adalah pola ” menulis-melaporkan
membaca”.
Akhir siklus
II, siswa diberi tes menulis laporan hasil pengamatan. Dari hasil tes menulis
laporan hasil pengamatan yang menekankan persyaratan kalimat efektif yang
meliputi kebenaran struktur (correctness)
dan kecocokan konteks (appropiacy)
oleh siswa tersebut nilai terendah yang dicapai siswa adalah 50 dan nilai tertinggi 80, sedangkan nilai rata-rata tes 65. Hal ini tampak pada perolehan hasil
menulisnya kaitannya dengan menulis laporan hasil pengamatansudah baik (11 orang dari 17 siswa telah mencapai nilai tersebut 70
atau nilai rata-rata 65%). Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa berdasarkan hasil tes menulis laporan hasil pengamatan siswa tersebut
sudah lebih baik dari hasil tes sebelumnya. Dengan perkataan lain bahwa
kemampuan menulis dengan menekankan penguasaan struktur bahasa
siswa setelah diadakan pelatihan ulang hasilnya meningkat lebih baik
dibandingkan sebelumnya.
Pada siklus
III, Pada pertemuan terakhir, siswa diberi tes menulis laporan
hasil pengamatan yang menekankan teknik penulisan termasuk juga penguasaan
struktur bahasa. Hal ini untuk memperoleh masukan apakah setelah diadakan
pelatihan selama tiga pertemuan siswa sudah menguasai teknik penulisan dan
gramatika atau struktur bahasa dalam meningkatkan kemampuan menulisnya
tersebut. Melihat hasil yang maksimal tersebut maka pada siklus III
berarti indikator atau tujuan pembelajaran tersebut sudah tercapai, berarti
sudah tidak perlu lagi dilakukan latihan ulang pelatihan persepsi dalam
pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan dengan strategi IREX untuk
penelitian ini. Hal tersebut akan menjadikan pembelajar lebih efisien apabila
siswa melakukan latihan secara terus-menerus.
Strategi IREX yang diterapkan pada
orientasi pembelajaran pada siswa tidak sekadar memberikan fakta atau konsep
sebanyak-banyaknya, tetapi lebih berfokus pada proses sampai siswa menemukan
konsepnya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini memungkinkan siswa
menyelidiki sendiri berbagai hal yang selanjutnya berguna bagiperkembangan
intelektual dan mental mereka.
Penekanan dalam proses menulis ádalah
apa-apa yang dipikirkan dan dikerjakan pembelajar pada waktu mereka menulis.
Ini berbeda dengan menulis yang dilakukan berdasarkan pembelajaran dari guru,
yang disebut menulis kreatif. Pembelajaran yang berorientasi dari guru tersebut
yang dipentingkan ádalah hasil akhir tulisan siswa.
G. Simpulan dan Saran
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai berikut.
1.
Penggunaan strategi IREX dalam pembelajaran menulis laporan
pengamatan terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Negeri 3
Sukajaya. Hal ini terindikasi dari adanya peningkatan perolehan nilai kemampuan
menulis laporan pengamatan yang rendah meningkat ke kemampuan yang lebih
tinggi.
2.
Pelaksanaan pembelajaran menulis laporan pengamatan
dengan menggunakan strategi IREX dapat menyinergiskan antara kemampuan fisik
dan kemampuan psikis siswa kelas V SD Negeri 3 Sukajaya, sehingga kemampuan
menulisnya meningkat.
3.
Peningkatan kemampuan menulis laporan pengamatan pada siswa
kelas V SD Negeri 3 Sukajaya adalah sebagai berikut: pada kondisi awal
perolehan nilai kemampuan menulis laporan pengamatan adalah 11,8%. Pada siklus I perolehan nilai
kemampuan menulis laporan pengamatan tertinggi adalah 59%. Pada siklus II perolehan nilai
tertinggi 65%, sedangkan perolehan nilai tertinggi pada siklus III adalah 76,5%.
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan tersebut
dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.
1.
Siswa disarankan agar terus-menerus
berlatih menulis agar dapat meningkatkan menulis laporan hasil pengamatannya.
Semakin banyak berlatih menulis, siswa akan semakin lancar dan mudah di dalam
mengungkapkan atau menyampaikan buah pikiran, perasaan, pengalaman, dan
pendapatnya dalam bentuk bahasa tulis kepada orang lain.
2.
Di dalam meningkatkan menulis laporan hasil pengamatan
siswa, para guru hendaknya menjelaskan lebih dulu komposisi laporan dan teknik
penulisan.
H. Sumber Rujukan
Allen,
Ian. 1986. Learning Throught and
Integrated Curriculum, Approach and Guidelines. Victoria: Ministry of
Education.
Brown,
H. Douglas. 1980. Principles of Language
Learning and Teaching. Englewood Cliffs: New yersey: Prentice-Hall Regents.
__________.
1984. Teaching by Principles, an
interactive approach to Language Pedagogy. Englewood Cliffs: New yersey:
Prentice-Hall Regents.
Cooper,
Charles R. dan Odell Lee. 1977. “Holistic Evaluation of Writing” Evaluating Writing: Describing, Measuring,
and Judging.
Forgaty,
Robin. 1991. How to Integrate Curricula.
Illinois: IKI/Skylight Publishing Inc.
Gilliam
dan Dixon, Hazel. 1991. Integrating
Learning Planned Curriculum Units. Auastralia: Bookshelt Publishing
Australia.
Gorys
Keraf. 1984. Argumentasi dan Narasi.
Jakarta: PT Gramedia.
__________.1994. Komposisi.
Flores-Ende: Nusa Indah.
Harris,
P. 1974. Testing English as a Second
Language. New York: Tata McGraw-Hill.
Heaton,
J.B. 1983. Writing English Language Texts.
Singapore: Longman Gr.
Hughes,
Athur. 1990. Testing for Language
Teachers. New York: Cambridge University Press.
Imam
Syafi’e. 1993. Terampil Berbahasa
Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Madson,
Harold S. 1983. Techniques in Testing.
New York: Oxford University Press.
Mansoer Pateda. 1991. Linguistik Terapan. Ende-Flores: Nusa Indah.
McCrimmon, James. 1976.
Writing with a Purpose. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Mulyanto
Sumardi (ed). 1992. Berbagai Pendekatan
dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Morgan,
Clifford T. 1986. Introduction Psychology.
New York: McGraw-Hill Book Copany.
Oxford,
Robecca L. 1996. Integrating The
Language. Great Britain: Pergamom.
Ramlan.
1983. “Penyusunan Tata Bahasa Struktural Bahasa Indonesia”. Pedoman Penulisan Tata Bahasa. Ed. Yus
Rusyana dan Samsuri. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kedbuadayaan.
Sabarti
Akhadiah, Maidar G. Arsyad, dan Sakura H. Ridwan. 1996. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta:
Erlangga.
Savignon,
Sandra J. 1983. Communicative Competence:
Theory and Classroom Practise. New York: Addison Wesley Publishing Company
Inc.
Tampubolon. 1990. Kemampuan Membaca, Teknik membaca Efektif dan Efisien. Bandung:
Angkasa.